Sabtu, 13 November 2010

Bahan Ajar Las

MODUL
PEMOTONGAN PANAS DAN GOUGING

















Disusun oleh :
NOF HENDRI, S.Pd
GURU TEKNIK LAS SMKN 2 DUMAI






DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI
SMK NEGERI 2 DUMAI
2006


BAB 1 PENGANTAR ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini ! Error! Bookmark not defined.
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung Error! Bookmark not defined.
Definisi Error! Bookmark not defined.
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ? Error! Bookmark not defined.
Simbol Error! Bookmark not defined.
Terminologi Error! Bookmark not defined.
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
Peran Pelatih Error! Bookmark not defined.
Strategi Penyajian Error! Bookmark not defined.
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini Error! Bookmark not defined.
Peraturan Error! Bookmark not defined.
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan Error! Bookmark not defined.
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
Judul Unit Error! Bookmark not defined.
Deskripsi Unit Error! Bookmark not defined.
Kemampuan Awal Error! Bookmark not defined.
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Error! Bookmark not defined.
Variabel Error! Bookmark not defined.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Error! Bookmark not defined.
Konteks Penilaian Error! Bookmark not defined.
Aspek Penting Penilaian Error! Bookmark not defined.
Keterkaitan dengan Unit Lain Error! Bookmark not defined.
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini Error! Bookmark not defined.
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini Error! Bookmark not defined.
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
A Rencana Materi Error! Bookmark not defined.
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi Error! Bookmark not defined.
C Materi Pendukung untuk Pelatih Error! Bookmark not defined.
Lembar Informasi Error! Bookmark not defined.
Tugas 17
Transparansi 44
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI 58
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ? 58
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten? 58
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki 58
Kualifikasi Penilai 58
Ujian yang Disarankan 59
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai 66
Lembar Penilaian 67

HO 1
1. PEMOTONGAN DAN PENGALURAN DENGAN PANAS
Pemotongan dengan panas ( thermal cutting ) , pengaluran ( gouging ) dan pembentukan (shaping) dengan menggunakan bahan bakar gas-oksigen atau dengan nyala api secara luas digunakan pada berbagai proses pengerjaan di industri yang dalam penerapannya adalah merupakan kesatuan pengerjaan fabrikasi.
Industri modern umumnya menggunakan gas asetilin, LPG atau gas campuran lainnya sebagai bahan bakar gas nya, dimana satu dan yang lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangannya serta disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Pemanasan dengan menggunakan asetilin + oksigen akan dapat mencapai 3100 °C ( atau sekitar 3000 °C ) sedang dengan LPG adalah sekitar 2700 °C. Pemilihan yang tepat jenis bahan bakar gas yang sesuai dengan bahan yang dipotong akan menentukan kualitas pemotongan, efisiensi serta dampak pemanasan terhadap sifat bahan.
( Teori tentang dasar pemotongan dengan panas ( nyala api ) terdapat pada Unit BSDC-0208 : Pengelasan dan Pemotongan dengan Panas / Welding and Thermal Cutting )
a. Pemotongan dengan Panas secara Manual
1. Peralatan Utama ( review )
Peralatan utama yang digunakan untuk memotong dengan mempergunakan gas/ nyala api relatif sama dengan peralatan yang digunakan pada proses pengelasan dengan oksi asetilin, demikian juga cara-cara penanganannya. Perbedaan hanya pada pembakar (blowpipe), disamping pengaturan tekanan kerja.
Pada proses pengelasan dengan oksi asetilin menggunakan mulut pembakar berupa tip las (welding tip), sedang pada proses pemotongan dengan gas adalah berupa pembakar potong (cutting nozzle dan attachment.).
Ada dua jenis pembakar potong yang biasa dipergunakan pada proses pemotongan :
1. Pembakar potong serbaguna ( multi-purpose blowpipe ), yaitu jenis pembakar yang dapat dipergunakan untuk keperluan memotong dan mengalur.
2. Pembakar potong yang menggunakan pembakar biasa , yaitu pembakar yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan.





HO 2
Mulut potong dirancang dengan berbagai ukuran untuk bermacam-macam ketebalan bahan dan penggunaan; serta masing-masingnya ditandai dengan ukuran.
Mulut potong yang biasa digunakan, yaitu nozzle asetilin (type 41) dan nozzle LPG (type 44). Kebanyakan nozzle asetilin mempunyai lima atau enam lubang untuk pemanasan awal (preheat) dan satu lubang ditengah untuk saluran oksigen potong (cutting).
Nozzle potong LPG bentuknya relatif sama, tapi pada ujung mulut nozzle ada ceruk untuk mengarahkan nyala pemanasan awal.


Gambar.2: Mulut Potong ( Cutting Nozzle )
2. Alat Bantu ( review )
Pemotongan secara manual (dengan tangan) meliputi semua pemotongan manual, dimana tidak menggunakan alat bantu pemotongan.
Pemotongan secara manual terutama kalau memotong bentuk yang tidak beraturan, atau gerakan pemotong yang tidak teratur, sehingga selama proses pemotongan tidak menggunakan alat bantu.
Sedangkan alat bantu yang sering digunakan pada motongan dengan tangan adalah berupa alat bantu yang dipasang pada nozzle. Alat bantu potong yang digunakan pada proses pemotongan dengan tangan adalah untuk memotong lurus dan linkaran.



Gambar 3 : Alat Bantu Pemotongan

HO 3
3. Pemeliharaan Nozzle Potong
Saat pemotongan dilakukan, maka oksigen potong ( cutting jet ) merupakan/ berfungsi sebagai alat potong. Pemotongan tidak akan berhasil dengan baik bila nozzle tidak dalam keadaan baik. Ini seperti mencoba melakukan potongan pada bahan dengan alat yang tumpul. Hasilnya akan kehilangan kecepatan dan ketepatan serta akan membuang bahan.
Saat pemotongan dioperasikan, oksigen potong akan terlihat memanjang/ bayangan garis lintang sejajar pada titik api. Proses ini akan menimbulkan suara pancaran yang cukup jelas terdengar; tergantung pada ukuran diameter oksigen potong yang dipakai. Jika saluran/ lubang tertutup oleh partikel/ terak, pancaran gas akan menyebar keluar dan lebih pendek, sehingga akan mengakibatkan tidak akan terpotongnya bahan secara benar dan baik.
Semua nozzle potong perlu dibersihkan dalam jarak waktu tertentu penggunaan, yakni untuk membersihkan percikan dan partikel kecil/ terak yang pada akhirnya akan menyumbat saluran gas. Ini biasanya terjadi selama proses pemotongan berlangsung. Beberapa dari partikel ini akan berada pada tepi lubang potong atau lubang pemanasan awal yang bila dibiarkan akan mengganggu proses pemotongan dan merusak hasil pemotongan.
Ada dua macam alat pembersih, yakni berupa tip kecil ( tip cleaner ) dengan berbagai ukuran dan kikir kecil rata yang dapat dipakai untuk menghilangkan kotoran yang terkumpul diujung nozzle. Kikir ini harus dipakai dengan hati-hati agar penampang nozzle tidak miring, sedang penggunaan tip cleaner yang berlebihan akan dapat juga merusak atau merubah ukuran diameter lubang nozzle.
Dalam keadaan yang lebih parah ( sulit dibersihkan ), dapat dipergunakan mata bor dengan sangat hati-hati, yakni tanpa merubah ukuran diameter lubang. Bor dipakai untuk menghilangkan semua yang mengendap di dalam lubang, baik pada lubang oksigen potong ataupun pada lubang pemanasan awal.
4. Pemilihan Nozzle ( review )
Ukuran nozzle potong yang dipakai dalam suatu pemotongan sangat tergantung pada tebal bahan yang akan dipotong.
Biasanya tiap produk pembuat nozzle mengeluarkan tabel yang menerangkan antara lain: tebal bahan, ukuran diameter lubang tip pemanasan awal, oksigen potong serta konsumsi penggunaan gas.
Berikut ini adalah salah satu contoh tabel tentang pemilihan dan penggunaan gas pada proses pemotongan dengan menggunakan oksi-asetilin :

HO 4


b. Peralatan Pengaluran dengan Nyala Api
Proses pengaluran, pemotongan dan las oksi asetilin secara manual merupakan proses dimana bila dilihat dari penggunaan peralatan adalah relatif sama, yakni sama-sama menggunakan peralatan utama yang sama, antara lain : silinder bahan bakar gas ( asetilin/ LPG ), silinder oksigen, regulator, dan pembakar.
Proses pengaluran menggunakan peralatan bahan bakar gas + oksigen atau dengan nyala api ( flame gouging ) merupakan proses yang hampir sama dengan proses pemotongan dengan oksi- bahan bakar gas. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk nozzle yang didisain secara khusus.

HO 5
















Gambar 4 : Peralatan Utama Pengaluran dengan Gas
Proses pengaluran dirancang untuk membuat alur pada permukaan logam. Mulut oksigen potong yang agak lebih besar menyediakan oksigen potong untuk daerah yang luas. Penyaluran dengan nyala api membutuhkan volume oksigen yang lebih banyak pada kecepatan rendah dan kemudian proses pengaluran dengan nyala netral. Proses ini menghasilkan suatu alur yang dangkal pada permukaan logam.
Nozzle pengalur mempunyai tip yang lengkung dan lurus. Seperti nozzle potong, tip pengalur dicap (stempel) dengan huruf dan nomor seri untuk membedakan tipe dan ukurannya. Tip untuk pengaluran lurus di stempel GS, Tip yang lengkung di stempel GB. Diameter oksigen pengaluran (dalam mm) biasanya juga dituliskan.

Nozzle Pengalur :








Gambar 5 : Nozzle Pengalur
HO 6
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemotongan dan Pengaluran
Bahaya utama dari pemotongan dan pengaluran dengan nyala api relatif tidak berbeda dengan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh proses las.
Pada proses pemotongan dan pengaluran dengan nyala api secara manual dapat menimbulkan bahaya-bahaya sebagai berikut :
• Panas dari nyala api pada pemanasan awal dan pemotongan
• Radiasi infra merah dan cahaya tampak (cahaya yang menyilaukan)
• Percikan api dan terak
• Asap
• Konsentrasi bahan bakar gas
1. Panas dari Nyala Api
Panas dari api pemanasan awal dapat membakar pakaian dan anggota tubuh , bila dalam menggunakan pembakar potong manual terlalu dekat dengan sumber api dan tidak memakai pakaian kerja yang sesuai. Pakaian kerja sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, seperti katun tenunan yang tertutup atau dianjurkan yang terbuat dari kain kepar.
Untuk pekerjaan yang bersifat massal, maka peralatan perlindungan juga termasuk penutup tambahan yang terbuat dari kulit, sarung tangan dan pelindung kaki. Jaket kulit kadangkala juga direkomendasikan untuk memberikan perlindungan yang optimal.
2. Radiasi dan Cahaya Tampak
Kaca mata las asetilin dapat digunakan untuk melindungi mata dari radiasi dan cahaya tampak. Nyala pengelasan dan pemotongan dan pengaluran biasanya dengan kaca penyaring no 5.
Untuk memperoleh perlindungan yang optimum terhadap mata dan wajah, maka dapat juga dipakai pelindung yang berbentuk kedok.
3. Percikan Api dan Terak
Percikan api biasanya merupakan bagian dari terak pemotongan yang meleleh yang dihasilkan oleh potongan. Sesekali bagian-bagian kecil yang panas atau bahkan karat bisa berterbangan keluar dari permukaan yang sedang dipotong dan ini bisa menimbulkan masalah. Adapun untuk melindungi diri dari resiko akibat percikan api adalah sama melindungi diri dari bahaya nyala api, yakni dengan memakai pakaian pelindung diri yang memenuhi syarat.
4. Asap
Proses pemotongan dengan nyala api dapat menghasilkan asap beracun, yakni dari pelapisan permukaan pada logam. Material seperti seng atau bahan galvanis, zincanneal dan bahan yang mengandung cat serta berbagai macam jenis plastik akan menghasilkan asap yang berbahaya saat dilakukan pemotongan ataupun pengaluran. Bahan lain seperti minyak atau oli pada permukaan logam, akan mengeluarkan asap yang dapat merusak kualitas potongan dan menimbulkan bau tak sedap serta mengganggu pernafasan.
Untuk itu, sebelum melakukan pemotongan yakinkan bahwa material terbebas dari bahan-bahan tersebut.
HO 7
Namun bila hal tersebut tidak mungkin dihindari, maka pastikan bahwa pada daerah pemotongan tersedia sirkulasi udara yang baik atau bila memungkinkan tersedia alat penyedot asap.
5. Konsentrasi dari Bahan Bakar Gas
Selalu pastikan bahwa pembakar potong dihidupkan secepat mungkin setelah gas pemanasan awal dihidupkan. Jika volume gas yang dikeluarkan/ dibuka terlalu besar dari lambat dinyalakan, maka memungkinkan akan beresiko seluruh volume gas berbakar dan menimbulkan nyala api yang besar atau bahkan meledak saat terjadi penyalaan.
d. Teknik-teknik Pemotongan
Pemotongan dengan nyala api secara manual sedapatnya dimulai pada tepi pelat, karena pada pemotongan dengan gas diperlukan sisi pelat yang terbuka atau panas yang cukup (bahan mulai mencair) untuk memulai suatu pemotongan.
Bila pemotongan dilakukan jauh dari tepi atau ditengah pelat, maka pemanasan akan menjadi lama dan jika daerah pemotongan terlalu panas maka akan mempengaruhi kualitas akhir dari potongan. Untuk keadaan ini ada dua metode yang dapat dilakukan :
• Memakai pahat untuk membuat torehan atau cekungan pada permukaan, sehingga tepi bekas pahatan yang akan memanas dan terbakar dengan lebih cepat daripada hanya mencoba memanaskan permukaan yang rata, sehingga dengan demikian dapat dilakukan pemotongan.
• Membuat lubang ( bor ) kecil sebagai permulaan pada pelat atau bagian dimana pemotongan akan dimulai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memotong secara akurat dengan peralatan potong manual adalah sebagai berikut :
• Pastikan ukuran nozzle yang tepat untuk ketebalan bahan yang akan dipotong.
• Atur tekanan gas yang diperlukan ( sesuai dengan tabel / tipe pemotong )
• Pastikan bahwa nozzle dalam keadaan bersih dan kondisi baik.
• Bentuk nyala api harus sesuai ketentuan, dimana saat nyala api asetilin (tanpa ada tekanan oksigen) seharusnya panjang nyala kira-kira 30 mm dan nyala untuk pemanasan awal adalah nyala netral.
• Ujung dari api pemanasan awal kira-kira 2 mm dari permukaan pelat yang dipotong. Bila memotong lurus, pastikan nozzle tegak lurus terhadap permukaan pelat pada semua arah. Saat memotong miring pastikan pancaran pemotongan pada sudut yang tepat.
• Kecepatan pemotongan yang dibutuhkan (dalam potongan lurus) bisa diukur dengan memperhatikan suara dari pancaran dan tampilan dari aliran terak. Pancaran seharusnya membuat suara desiran yang stabil dan aliran terak yang berkepanjangan.
• Jika akan menembus lubang ( dengan torehan pahat ) untuk memulai pemotongan pada permukaan ( pada bidang pelat ), maka prosedur berikut dapat dilakukan :
HO 8
1. Panaskan bekas pahatan secara tegak lurus sampai temperatur kira-kira 4000 ( warna merah ) kemudian miringkan kearah garis potong.
2. Tekan oksigen potong sehingga terak potong terbuang dan tidak memantul kearah nozzle.
3. Pada saat pemotongan dimulai, pemotong digerakkan perlahan sampai nozzle berdiri tegak untuk dapat menembus lubang seluruhnya.



















HO 9
Berikut ini beberapa efek pengaturan nyala api potong terhadap hasil pemotongan (review ) :



HO 10
e. Teknik-teknik Pengaluran
Secara umum, teknik-teknik pengaluran dengan nyala api secara manual adalah sebagai berikut :
• Nyalakan pembakar dan atur nyala api netral.
• Lakukan pemanasan awal dengan cara melewatkan nyala api beberapa kali sepanjang garis alur, sehingga temperatur bahan kira-kira 100° C.
• Arahkan api pada titik permulaan dengan sudut kira-kira 20° ke 40°. Permukaan yang dipanaskan menjadi merah cemerlang sebelum pancaran dimulai.
• Saat bahan meleleh, rendahkan nozzle pengalur dengan sudut kira-kira 7°.
• Pastikan bahwa nozzle tidak “terayun” diluar garis sepanjang proses pengaluran dan kecepatan gerakan pengaluran dapat dilakukan secara stabil sehingga menghasilkan lebar alur sekitar 6 - 12 mm.




Gambar 7 : Urutan Pengaluran


Gambar 8 : Contoh Hasil Pengaluran

( Lebih lanjut tentang penerapan pengaluran dengan nyala api ( flame gouging ) akan dibahas pada Unit BSDC-0759 )


HO 11
2. PERUBAHAN BENTUK PADA LOGAM
a. Pemanasan dan Pendinginan pada Logam
Jika sebagian dari suatu logam dipanaskan secara terus menerus, maka panas akan menyebar atau akan memanaskan diseluruh bagiannya, dan pada waktu yang bersamaan akan terjadi pertambahan volume ( pengembangan/ pemuaian ) logam sesuai dengan tinggi temperatur pemanasan dan jenis bahan tersebut. Bila logam tersebut didinginkan kembali secara perlahan ( tanpa adanya media pendingin ) daloam keadaan bebas, maka ukuran logam tersebut akan kembali seperti semula.
Sebagai contoh perubahannya dapat diperhatikan gambar berikut berikut :
Memuai secara merata Menyusut secara merata

Namun, bila saat pemanasan berlangsung tetapi bagian logam tersebut tertahan, dengan arti kata saat terjadi pertambahan volume ke segala arah tertahan ( keseluruhan/ sebagian ), maka bembesaran hanya terjadi pada bagian yang tidak tertahan. Dengan demikian, setelah pendinginan, maka perubahan ukuran yang terjadi akan permanen dan pada bagian yang tertahan akan terjadi penyusutan ukuran.














Gambar 8 : Contoh Pengembangan dan Penyusutan pada Logam yang Dipanaskan
HO 12
b. Distorsi
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pemotongan, pengaluran dengan panas ataupun pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar daerah pemanasan, misalnya pada saat proses pemotongan dan pengaluran dengan menggunakan nyala api.
1. Penyebab Terjadinya Distorsi
Tiga penyebab utama terjadinya distorsi pada konstruksi logam ( pada pemotongan, pengaluran dengan panas dan pengelasan ) adalah :
• Tegangan sisa
• Pengelasan
• Pemotong dengan panas/ nyala api

a) Tegangan sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan di industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses panas atau dingin dan meninggalkan atau menahan tegangan di dalam bahan yang disebut tegangan sisa.
Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan. Tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi).

b) Pengelasan dan pemotongan/ pengaluran dengan panas.
Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusustan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

2. Pengontrolan Distorsi
Pengontrolan distorsi pada proses pengerjaan dengan panas, khususnya pada pemotongan dengan menggunakan nyala api dapat dilakukan dengan :
• Menggunakan meja penyangga
• Pemotongan seimbang
• Pemotongan terputus-putus
• Pemotongan berangkai / bertahap
• Penggunaan baji / pasak
( Lebih lanjut tentang pengontrolan distorsi dibahas pada Unit BSDC-0759 )

HO 13
3. Penanganan Distorsi
Metode paling efektif untuk penanganan distorsi ( pembengkokkan & pelurusan ) adalah dengan menggunakan panas dan kombinasi tekanan secara mekanik.
Panas digunakan untuk mengembangkan dan menyusutkan logam sehingga perubahan dimensi akan menjadi tetap, sedang tekanan mekanik dilakukan untuk mengarahkan/ menekankan ke arah yang diinginkan, yakni dengan menggunakan alat-alat pemukul (palu) atau alat pengikat/ alat pres. Kombinasi penggunaan panas dan tekanan akan lebih baik dan efektif dari pada menggunakan salah satu dari keduanya. Jika kombinasi panas dan tekanan diterapkan, maka penekanan adalah untuk memegang atau mengarahkan bagian logam dan tidak menghasilkan bengkokkan yang nyata.
Pemanasan seharusnya tidak dikonsentrasikan pada bagian terkecil dan cukup untuk menghasilkan panas sampai benda kerja menjadi warna merah. Kemudian benda kerja didinginkan tanpa media pendingnan, dimana jika didinginkan secara kejut ( misalnya menggunakan air ), maka dimungkinkan logam tersebut akan mengkerut tanpa terkontrol.
Berikut ini adalah arah dan contoh-contoh bagian dari baja profil yang akan mengalami distorsi bila dilakukan pekerjaan panas :



















Gambar 9 : Arah dan Bagian dari Baja Profil yang Mengalami Distorsi


HO 14
Pengerjaan pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat pemanas gas, baik oksi-asetilin maupun LPG. Untuk pemanasan yang relatif kecil tidak perlu menggunakan alat pemanas khusus, cukup dengan nyala pemanasan awal ( pre-heating ) menggunakan pembakar potong atau las. Namun untuk pemanasan yang membutuh pemanasan yang banyak dan relatif lama, maka diperlukan alat pemanas yang khusus.
Gambar berikut adalah salah satu contoh bentuk alat pemanas khusus dengan bahan bakan oksi-asetilin dan LPG.









Gambar 10 : Alat Pemanas Oksi-Asetilin dan LPG
Jika melakukan pekerjaan pemanasan dengan menggunakan pemanas gas, maka perlu diperhatikan keselamatan kerja. Adapun bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
- Bahaya dari pemanasan yang tinggi dan nyala api yang banyak - Percikan dari karat/ lapisan logam yang panas - Asap - Nyala balik
a) Bahaya panas dan nyala api
Api yang dikeluarkan sangat besar karena ukuran dan jumlah dari lubang tip dan tekanan gas tambahan yang digunakan. Untuk itu harus berhati-hati untuk mengarahkan api hanya pada pekerjaan dan tidak ke arah yang lain. Temperatur yang normal dari nyala oksi-asetilen kira-kira 3000 °C, sehingga diperlukan alat pelindung diri yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas, misalnya bahan kulit.
b) Bahaya percikan dari karat/ lapisan logam yang terkelupas
Api yang besar dan temperatur tinggi, juga akan menyebabkan lapisan permukaan yang dipanaskan ( spt. karat dan kotoran ) akan terkelupas dan akan melayang/ beterbangan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja atau orang yang berada disekitar tempat kerja.
Oleh sebab itu, perhatihan arah api dan lingkungan kerja, agar resiko kecelakaan dapat dihindari, terutama terhadap benda-benda atau bahan yang mudah terbakar/ meledak, seperti bahan bakar cair/ gas ataupun bahan-bahan lunak lainnya, seperti kayu dan kain.

HO 15
c) Bahaya asap
Jika pemanasan dilakukan pada permukaan yang tertutup cat, minyak atau pelumas atau pelapisan logam bisa menghasilkan asap dengan sangat cepat. Dalam kondisi demikian, perlu adanya sistem sirkulasi udara yang baik, alat pelindung pernafasan atau alat pengisap yang memadai.
d) Bahaya nyala balik
Nyala balik pada proses yang menggunakan pembakaran gas mengakibatkan kerusakan yang serius, yakni berupa ledakan pada tip/ pembakar atau pada slang gas atau yang paling berbahaya adalah jika ledakan terjadi pada tabung bahan bakar. Untuk itu tiap instalasi pembakar gas ( pengelasan, pemotongan atau pemanasan ) perlu dilengkapi anti nyala balik ( anti flash back ) yang dipasangkan pada regulator maupun pada pembakar ( brander ).

( Proses pemotongan dengan plasma ( “plasma cutting” ) dan pengaluran dengan busur udara ( “air arc gouging” ) dibahas pada Unit BSDC-0759 )



Tugas
Tugas 1
Pemotongan Bentuk Lingkaran secara Manual
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong diameter dalam pada pelat baja karbon dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 1mm
• hasil potongan halus, rata dan tajam
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 12 atau yang setara
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja
















C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Buat garis diagonal untuk menentukan titik pusat lingkaran, kemudian tandai/ lukis lingkaran pemotongan , yakni R.50 mm – lebar potongan.
c. Buat takikan dengan pahat untuk memulai pemotongan.
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat bebas terbuang ke bawah.
e. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
f. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan dan kemudian secara manual arahkan pada garis lingkaran potong.
g. Lanjutkan pemotongan sampai selesai dengan mengikuti garis lingkaran potong.
h. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
i. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
j. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 2
Pemotongan Bentuk Slot secara Manual
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong bentuk slot pada pelat baja karbon dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 1mm
• hasil potongan halus, rata dan tajam
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 12 atau yang setara
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja
















C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai menggunakan kapur teknik benda kerja sesuai gambar kerja.
c. Buat takikan dengan pahat dan buat lubang kecil (  3 – 4mm ) dengan mesin bor pada masing-masing slot sesuai gambar kerja untuk memulai pemotongan
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat bebas terbuang ke bawah.
e. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
f. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan dan kemudian secara manual arahkan pada garis potong slot.
g. Lanjutkan pemotongan pada slot yang dibor sampai selesai dengan metode yang sama.
h. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
i. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
j. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 3
Pemotongan Bentuk Menggunakan Alat Bantu
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong berbagai bentuk menggunakan alat bantu pada pelat baja karbon dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 0,5mm
• hasil potongan halus, rata dan tajam
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 12 atau yang setara
• Alat bantu pemotongan lingkaran ( rol potong )
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja
















C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai menggunakan kapur teknik garis potong sesuai gambar kerja.
c. Buat takikan dengan pahat atau lubang bor pada bagian-bagian yang akan dipotong.
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat bebas terbuang ke bawah.
e. Gunakan alat bantu ( rol potong lingkaran ) terutama untuk membuat lubang  60 dan R50 mm.
f. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
g. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan atau lubang dan kemudian secara manual arahkan pada garis potong.
h. Lanjutkan pemotongan sampai selesai dengan mengikuti garis potong yang telah dilukis/ ditandai.
i. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
j. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
k. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 0,5mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 4
Pemotongan dan Pembuatan Bevel pada Besi Kanal-1
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong dan membuat bevel persiapan sambungan pada besi kanal dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 1mm
• sudut bevel 35
• root face 2 –3 mm
• hasil potongan halus, rata dan seimbang
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 8 atau yang setara
• Alat bantu pemotongan ( rol potong lurus )
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Besi kanal 127 x 64 x 150mm ( 2 buah )

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja




















C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai 2 buah besi kanal menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja. Perhatikan bahwa dua bagian besi kanal adalah berlawanan arah.
c. Potong besi kanal dimulai dari bagian flens kemudian baru web.
d. Cek ukuran dan bentuk hasil potongan sebelum pembuatan bevel, terutama sudut pertemuan dua potongan besi kanal.
e. Lakukan pemotongan bevel dengan bantuan rol potong yang telah diatur sudut potongnya ( 35 ), dan perhatikan bahwa hasil potongan tersisa untu root face sebesar 2 – 3 mm.
f. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
g. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Sudut bevel 35, + 5 - 0
Root face 2 – 3 mm
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 5
Pemotongan dan Pembuatan Bevel pada Besi Kanal-2
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong dan membuat bevel persiapan sambungan pada besi kanal dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 1mm
• sudut bevel 35
• root face 2 –3 mm
• hasil potongan halus, rata dan seimbang
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 8 atau yang setara
• Alat bantu pemotongan ( rol potong lurus )
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Besi kanal 127 x 64 x 150mm ( 2 buah )

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja




















C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai 2 buah besi kanal menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja. Perhatikan bahwa dua bagian besi kanal adalah berlawanan arah.
c. Potong besi kanal dimulai dari bagian flens kemudian baru web.
d. Cek ukuran dan bentuk hasil potongan sebelum pembuatan bevel, terutama sudut pertemuan dua potongan besi kanal.
e. Lakukan pemotongan bevel dengan bantuan rol potong yang telah diatur sudut potongnya ( 35 ), dan perhatikan bahwa hasil potongan tersisa untu root face sebesar 2 – 3 mm.
f. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
g. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Sudut bevel 35, + 5 - 0
Root face 2 – 3 mm
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 6
Pemotongan Bentuk Slot pada Pelat Tebal 20mm
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong bentuk slot pada pelat tebal 20mm dengan menggunakan pemotong gas manual dengan kriteria :
• penyimpangan ukuran maks. 0,5mm
• hasil potongan halus, rata dan seimbang
• bebas terak dan percikan terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Seperangkat alat potong gas ( oksi-asetilin )
• Nozzle potong no 12 atau yang setara
• Alat bantu pemotongan ( rol potong lurus )
• Alat keselamatan kerja.
• Lembaran kerja/gambar kerja
2. Bahan :
• Pelat baja karbon ukuran 75 x 150 x 20mm

C. Keselamatan Kerja
• Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
• Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
• Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
• Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
• Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
• Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.



D. Gambar Kerja













C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai garis potong menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja.
c. Buat lubang  3 – 4mm dengan mesin bor untuk memulai pemotongan.
d. Lakukan pemotongan secara hati-hati, terutama pada bagian radius/ lengkung.
e. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
f. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
g. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 0,5mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus

Penilai,











Tugas 7
Pengaluran Hasil Las Sambungan T menggunakan Pengalur Gas Manual
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengalur hasil las sambungan sudut ( T ) menggunakan peralatan pengalur gas manual dengan memenuhi kriteria :
 Hasil pengaluran rata, halus dan lurus
 Beda permukaan hasil alur maks. 1mm
 Bahan dasar tidak rusak/ termakan
 Bebas terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat
• Seperangkat alat pengalur dengan nyala api ( flame gouging ) manual, termasuk tip pengalur ukuran 32GB.
• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja pengaluran dengan gas.
• Satu set alat bantu untuk pengaluran
2. Bahan
• Hasil las sambungan sudut ( T )- tebal bahan minimum 8mm, panjang pengelasan minimum 150mm.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Gunakan kacamata yang sesuai (shade 4-5 )
• Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
• Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
• Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
• Hati-hati dengan benda panas hasil pengaluran.


D. Gambar Kerja













E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu buah hasil las sambungan sudut ( T ) minimum panjang 150mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Siapkan peralatan pengaluran ( dengan ukuran tip no. 32GB ), peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan.
d. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 500 kPa.
e. Lakukan pengaluran sesuai gambar kerja dengan metode pengaluran seperti yang telah didemonstrasikan pembimbing/ instruktor.
f. Periksa hasil pengaluran dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
g. Rapikan sisi-sisi alur dengan menggunakan pahat (jika perlu) dan/atau kikir.
h. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
i. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
j. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.



LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil pengaluran - Halus, lurus dan rata
- Beda permukaan, maks. 1mm
- Minimum 90% jalur las teralur/ terkikis
- Bahan dasar tidak rusak/ termakan
- Cacat maks. 10%
Kerapian pekerjaan Tidak ada sisi yang tajam dan bebas terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus
Penilai,






Tugas 8
Pembuatan Persiapan Kampuh Las Bentuk “J” menggunakan Pengalur Gas Manual
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat persiapan kampuh las bentuk ”J” menggunakan peralatan pengalur gas manual dengan memenuhi kriteria :
 Hasil pengaluran rata, halus dan lurus
 Beda permukaan hasil alur maks. 1mm
 Sudut kampuh antara 10 - 15
 Root face 3mm
 Radius min. 5mm
 Bebas terak
B. Alat dan Bahan
1. Alat
• Seperangkat alat pengalur dengan nyala api ( flame gouging ) manual, termasuk tip pengalur ukuran 32GB.
• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja pengaluran dengan gas.
• Satu set alat bantu untuk pengaluran
2. Bahan
• Pelat baja karbon ukuran 150 x 75 x 20mm.
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Gunakan kacamata yang sesuai (shade 4-5 )
• Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
• Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
• Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
• Hati-hati dengan benda panas hasil pengaluran.


D. Gambar Kerja


















E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu buah pelat ukuran 150 x 75 x 20mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Tandai bagian yang akan dipotong dengan menggunakan kapur teknik, terutama ukuran root face = 3mm.
d. Siapkan peralatan pengaluran ( dengan ukuran tip no. 32GB ), peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan.
e. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 500 kPa.
f. Letakkan benda kerja pada posisi tegak.
g. Lakukan pemanasan awal menggunakan nyala netral dengan alat pengalur, kemudian alur sepanjang garis untuk root face terlebih dahulu.
h. Lakukan pengaluran secara bertahap sampai mencapai ukuran yang sesuai dengan gambar kerja.
i. Periksa hasil pengaluran dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
j. Rapikan sisi-sisi alur dengan menggunakan pahat (jika perlu) dan/atau kikir.
k. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
l. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
m. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil pengaluran - Halus, lurus dan rata
- Beda permukaan, maks. 1mm
- Sudut kampuh antara 10 - 15
- Root face 3mm,  1mm
- Radius min. 5mm
- Cacat maks. 10%
Kerapian pekerjaan Tidak ada sisi yang tajam dan bebas terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus
Penilai,







Tugas 9
Penanganan Distorsi dengan Pemanasan pada Besi Siku
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu melakukan penanganan distorsi dengan pemanasan ( contra-heating ) menggunakan peralatan pemanas atau pembakar ( brander ) potong gas manual dengan memenuhi kriteria :
 Beda permukaan hasil perbaikan distorsi maks. 1mm
 Hasil pemanasan tidak cacat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
• Seperangkat alat pemanas atau pembakar ( brander ) potong gas manual.
• Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja .
• Satu set alat bantu untuk pengerjaan panas.
2. Bahan
• Besi siku minimum ukuran 50 x 50mm, panjang  300mm
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Gunakan kacamata dan atau pelindung muak yang sesuai (shade 3 - 4 )
• Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
• Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
• Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
• Hati-hati dengan benda panas hasil pengaluran.


D. Gambar Kerja












E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu batang besi siku ukuran minimum 50 x 50mm, panjang  300mm yang terdistorsi dengan beda permukaan antara 3 – 5mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Ikat salah satu sisi benda kerja pada ragum, dimana sisi yang akan dipanaskan mengarah ke atas.
d. Jika menggunakan pembakar potong, maka pilihlah nozzle berukuran besar ( no. 20 atau yang setara ) dan jika menggunakan pembakar pemanas khusus, gunakan nozzle 6 x 12.
e. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 200 kPa.
f. Lakukan pemanasan ( nyala netral/ karburasi tanpa oksigen potong ) dari arah luar sudut bengkokan dengan luas pemanasan tidak lebih dari diameter 35mm. Jangan memanaskan keseluruhan bahan !
g. Lakukan pemanasan sampai bahan bewarna merah gelap.
h. Biarkan bahan dingin secara alami tanpa media pendingan ( tidak dilakukan quenching ).
i. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
j. Periksa hasil pekerjaan dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
k. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
l. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.


LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil perbaikan distorsi - Beda permukaan hasil perbaikan distorsi maks. 1mm
- Hasil pemanasan tidak cacat

Kerapian pekerjaan Tidak ada sisi yang tajam dan bebas terak
L = Lulus LT = Tidak Lulus
Penilai,














OHT 1
Transparansi
Peralatan Pemotongan dengan Panas secara Manual

Peralatan utama yang digunakan untuk memotong dengan mempergunakan gas/ nyala api relatif sama dengan peralatan yang digunakan pada proses pengelasan dengan oksi asetilin, demikian juga cara-cara penanganannya. Perbedaan hanya pada pembakar ( blowpipe ), disamping pengaturan tekanan kerja.
Pada proses pengelasan dengan oksi asetilin menggunakan mulut pembakar berupa tip las (welding tip), sedang pada proses pemotongan dengan gas adalah berupa pembakar potong (cutting nozzle dan attachment.).
Ada dua jenis pembakar potong yang biasa dipergunakan pada proses pemotongan :
1. Pembakar potong serbaguna ( multi-purpose blowpipe ), yaitu jenis pembakar yang dapat dipergunakan untuk keperluan memotong dan mengalur.
2. Pembakar potong yang menggunakan pembakar biasa , yaitu pembakar yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan.

Pembakar Potong ( Blowpipe )






OHT 2

Mulut Potong ( Nozzle ) dan Alat-alat Bantu

• Mulut potong yang biasa digunakan, yaitu nozzle asetilin (type 41) dun nozzle LPG (type 44).
• Kebanyakan nozzle asetilin mempunyai lima atau enam lubang untuk pemanasan awal (preheat) dan satu lubang ditengah untuk saluran oksigen potong (cutting).
• Nozzle potong LPG bentuknya relatif sama, tapi pada ujung mulut nozzle ada ceruk untuk mengarahkan nyala pemanasan awal.

Tipe-tipe Nozzle :



Alat-alat Bantu :


OHT 3

Pemeliharaan Mulut Potong ( Nozzle )


• Oksigen potong ( cutting jet ) merupakan/ berfungsi sebagai alat potong.
• Pemotongan tidak akan berhasil dengan baik, bila nozzle tidak dalam keadaan baik. Ini seperti mencoba melakukan potongan pada bahan dengan alat yang tumpul.
• Jika saluran/ lubang tertutup oleh partikel/ terak, pancaran gas akan menyebar keluar dan lebih pendek, sehingga akan mengakibatkan tidak akan terpotongnya bahan secara benar dan baik.




• Nozzle potong perlu dibersihkan dalam jarak waktu tertentu penggunaan, yakni untuk membersihkan percikan dan partikel kecil/ terak yang pada akhirnya akan menyumbat saluran gas
• Ada dua macam alat pembersih, yakni :
- Berupa tip kecil ( tip cleaner ) dengan berbagai ukuran
- Kikir kecil rata yang dapat dipakai untuk menghilangkan kotoran yang terkumpul diujung nozzle.
• Dalam keadaan yang lebih parah ( sulit dibersihkan ), dapat dipergunakan mata bor dengan sangat hati-hati, yakni tanpa merubah ukuran diameter lubang.





OHT 4

Pemilihan Mulut Potong ( Nozzle )

• Ukuran nozzle potong yang dipakai dalam suatu pemotongan sangat tergantung pada tebal bahan yang akan dipotong.
• Biasanya tiap produk pembuat nozzle mengeluarkan tabel yang menerangkan antara lain: tebal bahan, ukuran diameter lubang tip pemanasan awal, oksigen potong serta konsumsi penggunaan gas.
• Berikut ini adalah salah satu contoh tabel tentang pemilihan dan penggunaan gas pada proses pemotongan dengan menggunakan oksi-asetilin :


OHT 5
Peralatan Pengaluran dengan Nyala Api

Proses pengaluran menggunakan peralatan bahan bakar gas + oksigen atau dengan nyala api ( flame gouging ) merupakan proses yang hampir sama dengan proses pemotongan dengan oksi- bahan bakar gas. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk nozzle yang didisain secara khusus.

Peralatan Utama Pengaluran
























OHT 6

Nozzle Pengalur


• Nozzle pengalur mempunyai tip yang lengkung dan lurus.
• Seperti nozzle potong, tip pengalur dicap (stempel) dengan huruf dan nomor seri untuk membedakan tipe dan ukurannya. Tip untuk pengaluran lurus di stempel GS, Tip yang lengkung di stempel GB. Diameter oksigen pengaluran (dalam mm) biasanya juga dituliskan.














OHT 7

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemotongan dan Pengaluran

Pada proses pemotongan dan pengaluran dengan nyala api secara manual dapat menimbulkan bahaya-bahaya sebagai berikut :
1. Panas dari Nyala Api :
• Panas dari api pemanasan awal dapat membakar pakaian dan anggota tubuh.
• Pakaian kerja sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, seperti katun tenunan yang tertutup atau dianjurkan yang terbuat dari kain kepar.
• Peralatan perlindungan juga termasuk penutup tambahan yang terbuat dari kulit, sarung tangan dan pelindung kaki. Jaket kulit kadangkala juga direkomendasikan untuk memberikan perlindungan yang optimal.

2. Radiasi dan Cahaya Tampak :
• Kaca mata las asetilin dapat digunakan untuk melindungi mata dari radiasi dan cahaya tampak. Nyala pengelasan dan pemotongan dan pengaluran biasanya dengan kaca penyaring no 5.
• Untuk memperoleh perlindungan yang optimum terhadap mata dan wajah, maka dapat juga dipakai pelindung yang berbentuk kedok.

3. Percikan Api dan Terak :
• Percikan api biasanya merupakan bagian dari terak pemotongan yang meleleh yang dihasilkan oleh potongan.
• Untuk melindungi diri dari resiko akibat percikan api adalah sama melindungi diri dari bahaya nyala api, yakni dengan memakai pakaian pelindung diri yang memenuhi syarat.

OHT 8

4. Asap :
• Proses pemotongan dengan nyala api dapat menghasilkan asap beracun, yakni dari pelapisan permukaan pada logam seperti seng atau bahan galvanis, zincanneal dan bahan yang mengandung cat serta berbagai macam jenis plastik.
• Bahan lain seperti minyak atau oli pada permukaan logam, akan mengeluarkan asap yang dapat merusak kualitas potongan dan menimbulkan bau tak sedap serta mengganggu pernafasan.
• Sebelum melakukan pemotongan yakinkan bahwa material terbebas dari bahan-bahan tersebut dan tersedia sirkulasi udara yang baik atau bila memungkinkan tersedia alat penyedot asap.

5. Konsentrasi dari Bahan Bakar Gas :
• Selalu pastikan bahwa pembakar potong dihidupkan secepat mungkin setelah gas pemanasan awal dihidupkan.
• Jika volume gas yang dikeluarkan/ dibuka terlalu besar dari lambat dinyalakan, maka memungkinkan akan beresiko seluruh volume gas berbakar dan menimbulkan nyala api yang besar atau bahkan meledak saat terjadi penyalaan.


OHT 9

Teknik-teknik Pemotongan

 Pemotongan dengan nyala api secara manual sedapatnya dimulai pada tepi pelat
 Bila pemotongan dilakukan jauh dari tepi atau ditengah pelat, maka dua metode yang dapat dilakukan :
• Memakai pahat untuk membuat torehan atau cekungan pada permukaan, sehingga tepi bekas pahatan yang akan memanas dan terbakar dengan lebih cepat daripada hanya mencoba memanaskan permukaan yang rata, sehingga dengan demikian dapat dilakukan pemotongan.
• Membuat lubang ( bor ) kecil sebagai permulaan pada pelat atau bagian dimana pemotongan akan dimulai.





















OHT 10

Teknik-teknik Pengaluran

Secara umum, teknik-teknik pengaluran dengan nyala api secara manual adalah sebagai berikut :
• Nyalakan pembakar dan atur nyala api netral.
• Lakukan pemanasan awal dengan cara melewatkan nyala api beberapa kali sepanjang garis alur, sehingga temperatur bahan kira-kira 100° C.
• Arahkan api pada titik permulaan dengan sudut kira-kira 20° ke 40°. Permukaan yang dipanaskan menjadi merah cemerlang sebelum pancaran dimulai.
• Saat bahan meleleh, rendahkan nozzle pengalur dengan sudut kira-kira 7°.
• Pastikan bahwa nozzle tidak “terayun” diluar garis sepanjang proses pengaluran dan kecepatan gerakan pengaluran dapat dilakukan secara stabil sehingga menghasilkan lebar alur sekitar 6 - 12 mm.

Urutan Pengaluran





Contoh Hasil Pengaluran


OHT 11
PERUBAHAN BENTUK PADA LOGAM


Pemanasan dan Pendinginan pada Logam :

Memuai secara merata Menyusut secara merata









Contoh Pengembangan dan Penyusutan pada Logam yang Dipanaskan


















OHT 12
Distorsi
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pemotongan, pengaluran dengan panas ataupun pengelasan.

Penyebab Terjadinya Distorsi :
a) Tegangan Sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan di industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses panas atau dingin dan meninggalkan atau menahan tegangan di dalam bahan yang disebut tegangan sisa.
Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan. Tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dan pengaluran dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi).

b) Pengelasan dan Pemotongan/ Pengaluran dengan Panas :
Sewaktu mengelas atau memotong/ mengalur dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusustan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

Pengontrolan Distorsi :
• Menggunakan meja penyangga
• Pemotongan seimbang
• Pemotongan terputus-putus
• Pemotongan berangkai / bertahap
• Penggunaan baji / pasak


OHT 13
Penanganan Distorsi :
Metode paling efektif untuk penanganan distorsi (pembengkokkan & pelurusan) adalah dengan menggunakan panas dan kombinasi tekanan secara mekanik.
 Panas digunakan untuk mengembangkan dan menyusutkan logam sehingga perubahan dimensi akan menjadi tetap
 Tekanan mekanik dilakukan untuk mengarahkan/ menekankan ke arah yang diinginkan, yakni dengan menggunakan alat-alat pemukul (palu) atau alat pengikat/ alat pres.
 Kombinasi penggunaan panas dan tekanan akan lebih baik dan efektif dari pada menggunakan salah satu dari keduanya.

Arah dan Bagian dari Baja Profil yang Mengalami Distorsi :




















OHT 14

Bahaya Kecelakaan Oleh Pemotongan dan Pengaluran dengan Panas ( Nyala Api )


BAHAYA PANAS DAN NYALA API
 Api yang dikeluarkan sangat besar karena ukuran dan jumlah dari lubang tip dan tekanan gas tambahan yang digunakan.
 Harus berhati-hati untuk mengarahkan api hanya pada pekerjaan dan tidak ke arah yang lain.
BAHAYA PERCIKAN DARI KARAT/ LAPISAN LOGAM YANG TERKELUPAS
 Api yang besar dan temperatur tinggi, juga akan menyebabkan lapisan permukaan yang dipanaskan ( spt. karat dan kotoran ) akan terkelupas dan akan melayang/ beterbangan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja atau orang yang berada disekitar tempat kerja.
 Perhatihan arah api dan lingkungan kerja, agar resiko kecelakaan dapat dihindari, terutama terhadap benda-benda atau bahan yang mudah terbakar/ meledak, seperti bahan bakar cair/ gas ataupun bahan-bahan lunak lainnya, seperti kayu dan kain.
BAHAYA ASAP
Jika pemanasan dilakukan pada permukaan yang tertutup cat, minyak atau pelumas atau pelapisan logam bisa menghasilkan asap dengan sangat cepat. Dalam kondisi demikian, perlu adanya sistem sirkulasi udara yang baik, alat pelindung pernafasan atau alat pengisap yang memadai.
BAHAYA NYALA BALIK
Nyala balik pada proses yang menggunakan pembakaran gas mengakibatkan kerusakan yang serius, yakni berupa ledakan pada tip/ pembakar atau pada slang gas atau yang paling berbahaya adalah jika ledakan terjadi pada tabung bahan bakar. Untuk itu tiap instalasi pembakar gas ( pengelasan, pemotongan atau pemanasan ) perlu dilengkapi anti nyala balik ( anti flash back ) yang dipasangkan pada regulator maupun pada pembakar ( brander ).

BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?
Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?
Tanyakan pada diri Anda sendiri : “Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta pelatihan”?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita maksud dengan kata “kompeten”. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :
• menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima
• mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan.
• merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah
• memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan
• mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru.
Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki
Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:
• kualifikasi terdahulu
• belajar secara informal.
Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.
Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan dipakai.

Ujian yang Disarankan
Umum
Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a) Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-kompetensi/kriteria unjuk kerja.
(b) Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.
Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
• pengetahuan dan keterampilan pokok
• hubungan dengan keterampilan praktik.
Untuk penilaian unit “Pemotongan, Pengaluran dan Pembentukan secara Manual Lanjut“ disarankan hal-hal sebagai berikut ::
Penilaian Pengetahuan Pokok

Penilaian Teori
Elemen 1 : Pemotongan dan Pengaluran dengan Panas
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
1. Tuliskan alat-alat utama untuk pengerjaan pemotongan dan pengaluran dan gambarkan penginstalasiannya.
Alat-alat utama :
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………
 ……………………………………………


Gambar penginstalasian :














2. Tuliskan dua jenis pembakar potong manual dan jelaskan penggunaannya !
Jenis :
 ……………………………………………
 ……………………………………………
Penggunaan :
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………

3. Jelaskan arti dari type nozzle berikut :
 Type 41 = …………………………………………
 Type 44 = …………………………………………

4. Secara bentuk ( fisik ), apa perbedaan antara nozzle potong LPG dan nozzle potong asetilin ?, jelaskan !
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………

5. Kapan diperlukan pemeliharaan nozzle potong/ pengalur ? Jelaskan teknik-teknik pemeliharaannya !
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………

6. Jika akan memotong pelat dengan ketebalan 40mm, maka :
 Ukuran nozzle yang digunakan = …………………………………………
 Tekanan oksigen yang diperlukan = ………………………………………
 Tekanan gas asetilin yang diperlukan = …………………………………..
 Kecepatan potong = …………………………….

7. Apa arti huruf “GB “ dan “GS” pada nozzle pengalur. Jelaskan perbedaan dan penggunaannya !
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………
 ……………………………………………………………….………………………………

8. Pada proses pemotongan dan pengaluran dengan nyala api secara manual dapat menimbulkan bahaya-bahaya. Uraikan bahaya-bahaya tersebut dan berikan contoh-contoh kasus !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………

9. Uraikan ( lengkapi dengan gambar ) langkah-langkah dan teknik pemotongan pelat yang dimulai dari tengah ( jauh dari pinggir ).
Langkah Kerja :
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
Gambar :










10. Uraikan teknik-teknik pengaluran dengan nyala api secara manual !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………

Elemen 2 : Perubahan Bentuk pada Logam
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
1. Kenapa perubahan panas pada logam dapat berakibat perubahan bentuk pada logam/ pelat tersebut ? Jelaskan fenomena tersebut !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
2. Apa arti distorsi pada logam ? Jelaskan secara singkat penyebab terjadinya distorsi tersebut !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………

3. Jelaskan secara singkat teknik-teknik/ langkah-langkah penanganan distorsi pada pelat atau pada baja profil !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………

4. Jika melakukan pekerjaan pemanasan dengan menggunakan pemanas gas, maka perlu diperhatikan keselamatan kerja. Jelaskan bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dari proses tersebut !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………



Penilaian Keterampilan Pokok

Penilaian Praktik
Meliputi Tugas 1 s.d. 9
Setiap pelaksanaan praktik hendaknya dinilai secara individual dan bila kriteria minimum yang ditetapkan belum tercapai, maka peserta pelatihan harus mengulang seluruh tes atau komponen tes yang belum tercapai tersebut, sehingga tingkat penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan dapat terpenuhi.
Bila melaksanakan penilaian praktik hal-hal berikut perlu dipertimbangkan :
• Pemilihan komponen-komponen harus memenuhi keseluruhan kompetensi yang hendak dicapai.
• Dalam mempersiapkan peralatan , alat- alat bantu dan sebagainya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan SOP.
• Tingkat disiplin dalam mengikuti prosedur kerja yang ditetapkan.
• Langkah kerja yang benar.
• Kriteria unjuk kerja yang ditetapkan harus mengacu pada standar yang jelas atau SOP yang ditetapkan.
• Penyelesaian seluruh tugas.
• Menginterpretasikan hasil kerja dengan benar .
• Apabila bekerja dalam satu tim (kelompok) pastikan bahwa setiap anggota telah memberikan kontribusi yang seimbang.
Pertanyaan-pertanyaan lisan dapat digunakan untuk melakukan tes secara individu dari setiap anggota kelompok atau untuk penekanan-penekanan terhadap bagian-bagian yang penting


Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pokok-pokok Pengetahuan dan Keterampilan Tugas-tugas Penilaian Ya Tidak Perlu Latihan Lanjutan
1.0 Menjelaskan alat-alat dan teknik-teknik pemotongan dan pengaluran dengan panas (nyala api) secara manual.
1.1 Peralatan utama pada pemotongan dan pengaluran dengan panas ( nyala api ) secara manual dijelaskan ( review ).
1.2 Jenis-jenis pembakar ( brander ) potong manual dan nozzle serta alat-alat bantu pemotongan dan pengaluran dijelaskan.
1.3 Langkah-langkah pemeliharaan nozzle potong diuraikan.
1.4 Macam-macam ukuran nozzle dan pembacaan tabel penggunaan nozzle dijelaskan.
1.5 Keselamatan dan kesehatan kerja pada pemotongan dan pengaluran dengan panas ( nyala api ) diuraikan ( review )
1.6 Teknik-teknik pemotongan dan pengaluran dijelaskan.

2.0 Menjelaskan tentang perubahan bentuk pada logam.
2.1 Efek-efek pemanasan dan pendinginan pada logam dijelaskan.
2.2 Penyebab, pengontrolan dan penanganan distorsi pada logam dijelaskan ( review ).
2.3 Teknik-teknik pemanasan pada logam dijelaskan dan diterapkan.
2.4 Macam-macam bahaya pekerjaan pemanasan logam dan pencegahan diuraikan.

3.0 Melaksanakan pekerjaan pemotongan dan pengaluran dengan panas ( nyala api ) secara manual .
3.1 Bahan-bahan disiapkan sesuai dengan gambar kerja.
3.2 Pekerjaan pemotongan dilaksanakan sesuai langkah kerja dan mengacu pada kriteria yang ditetapkan.
3.3 Pekerjaan pengaluran dilaksanakan sesuai langkah kerja dan mengacu pada kriteria yang ditetapkan.



Checklist yang Disarankan Bagi Penilai

Modul : Pemotongan, Pengaluran dan Pembentukan secara Manual Lanjut
Nama Peserta : ………………………………. Nama Penilai : ……………………….…..
Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa peserta dapat :

Catatan
Menjelaskan tentang pemotongan dan pengaluran dengan panas :
- Peralatan untuk pemotongan dengan panas secara manual ( review )
- Alat-alat bantu
- Pemeliharaan nozzle potong
- Pemilihan nozzle (review )
- Peralatan pengaluran dengan nyala api
- Keselamatan dan kesehatan kerja pemotongan dan pengaluran
- Teknik-teknik pemotongan
- Teknik-teknik pengaluran


….

….
….
….
….
….

….
….

Menjelaskan tentang perubahan bentuk pada logam :
- Pemanasan dan pendinginan pada logam
- Penyebab distorsi
- Pengontrolan distorsi
- Penanganan distorsi
- Penggunaan alat pemanas dan bahayanya

….
….
….
….
….

Menerapkan/ latihan pemotongan dan pembentukan :
- Pemotongan bentuk lingkaran secara manual
- Pemotongan bentuk slot secara manual
- Pemotongan bentuk menggunakan alat bantu
- Pemotongan dan pembuatan bevel pada besi kanal
- Pemotongan bentuk slot pada pelat tebal 20mm

Menerapkan/ latihan Pengaluran :
- Pengaluran hasil las sambungan t menggunakan pengalur gas manual
- Pembuatan persiapan kampuh las bentuk “J” menggunakan pengalur gas manual
- Penanganan distorsi dengan pemanasan pada besi siku
….
….
….
….
….

….

….

….


Lembar Penilaian
Unit : BSDC 0758: Pemotongan, Pengaluran dan Pembentukan secara Manual Lanjut
Nama Perserta Pelatihan : ……………………………………
Nama Penilai : ………….………………..……….

Peserta yang Dinilai : Kompeten 
Kompetensi yang Dicapai 
Umpan balik untuk Peserta:






Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusan Tanda tangan Penilai:



Tanggal:

SAYA SUDAH DIBERITAHU TENTANG HASIL PENILAIAN DAN ALASAN MENGAMBIL KEPUTUSAN TERSEBUT. Tanda tangan Peserta Pelatihan:



Tanggal:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar